Lebih Baik Cerai Daripada Tidak Merokok

lebih baik cerai daripada tidak merokok

Kisah ini saya ambil dari seorang teman yang tentunya dia adalah seorang perokok aktif bahkan sangat aktif. Dia bekerja menjadi seorang sopir mobil yang kerjanya mengangkut barang dari daerah ke daera lain, dalam sehari dia mampu menghabiskan hingga 3 bungkus rokok. Jika satu bungkus berisi 16 batang maka dia dalam sehari mampu menghabiskan 48 batang rokok atau rata-rata dalam satu jam dia mampu menghabiskan dua setengah batang.

kenapa saya memberi judul Lebih Baik Cerai Daripada Tidak Merokok, kisah ini bermula dari teman saya tadi yang Kegilaannya terhadap rokok menjadi perhatian rekan-rekan dekatnya. Banyak yang menganjurkan untuk mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok. Untuk teman yang menganjurkan dia mengurangi konsumsi rokok biasanya di tanggapi dengan senyum kecut. Tapi, bagi yang menganjurkan dia berhenti merokok dia bisa tersinggung berat. Bahkan dia berani sesumbar dengan berkta, “lebih baik cerai istri daripada diminta berhenti merokok.” Entah sesumbar itu guyonan atau serius. yang jelas jika ada yang menasihati untuk berhenti merokok justru secara atraktif dia sengaja merokok di depan orang yang menasihati.

Seorang Pecandu Rokok Berat

Bukan tanpa alasan banyak rekan yang menganjurkan teman saya tersebut berhenti merokok.Pertama, tadi kebiasaan merokonya sudah dalam taraf gila, kecanduan berat. Kedua, nampak sekali kesehatan sang teman sangat lemah. Beberapa kali dia merasakan sesak nafas.Nafasnya pendek-pendek. Nyeri di dada sebelah kiri sering ia rasakan. Dari dua alasan itulah teman-teman lainnya tidak berhenti menasihati untuk berhenti merokok. Mungkin karena terlalu sering dinasehati hal semacam itu membuat dia jengkel sehingga muncul sesumbar di atas. Dan akhirnya teman-teman pun pasrah. Ya sudah, resiko tanggung sendiri.
Benar juga tidak begitu lama sang perokok tersebut jatuh sakit. Dia mengalami gagal jantung, sehingga harus menjalani perawatan di ruang ICU. Dan selanjutnya hari-harinya dilalui di rumah sakit selama dua bulan lebih. Saya tidak tahu apakah ini karena dia kuwalat karena sering meremehkan nasehat teman-temannya. Nasehat teman yang dilandasi kasih sayang.
Bagaimana kelanjutan kebisaan merokok teman saya setelah keluar dari rumah sakit. Sudah dapat ditebak dia berhenti total. Kapok tenan.Apakah kemudian di menceraikan istrinya setelah diminta berhenti merokok oleh dokter sesuai dengan sesumbar yang pernah dia ucapakan. Tentu saja tidak. Konyol hanya gara-gara dimintaberhenti merokokterus menceraikan istri. Mosok, rokok lebih utama dari istri. Dalil dari mana ? . Dari Hongkong ?!. Kadang dalam hati, saya ingin menagih sesumbar yang pernah dia ucapakan. Tapi melihat penderitaan dia saat sakit, rasanya kok tidak tega.Makanyajangan sok sesumbar, bisa kuwalat.
Kecintaan perokok dengan irisan daun tembakau ini memang absurd. Sulit dinalar. Bagaimana tidak, coba baca peringatan yang ada di bungkus rokok. Jelas-jelas rokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, kanker, hipertensi , impotensi dan seabrek penyakit lainnya. Tapi emang gue pikiran, demikian mungkin yang ada di benak perokok. Toh banyak orang merokok yang sehat-sehat saja. Bagi mereka peringatan itu mitos belaka. Semacam orang-orangan sawah untuk menakut-nakuti burung yang akan menikmati bulir-bulir padi. Bahkan perokok sering menggunakan perokok tua sebagai referensi untuk menunjukkan bahwa perokok bisa berumur panjang, jadi bahaya merokok adalah mitos belaka. Bukankah mati takdir dari yang di atas sana, semua orang pasti mati tidak peduli perokok atau bukan.Pokoknya ngeyel is the best. Sakit parah dan kematianlah yang dapat membuat perokok semacam initobat.
Mungkin 90 % perokok insyaf setelah mengalami sakit parah atau kematian. Ups ..., kalau kematian sih sudah jelas. Memang di akhirat bisa merokok. Ini berarti ada kesempatan kita untuk membantu orang-orang terdekat kita untuk berhenti merokok. Adik saya yang sebelumnya perokok berat sekarang sudah insyaf. Atas dukungan keluarga akhirnya kebiasaan buruk itu dapat dihentikan.Bagaimana caranya ?. Caranya, istri dan anak-anaknya mempersempit ruang di rumah untuk merokok. Anak-anak adik saya membuat tulisan dilarang merokok plus dampak negatifnya. Tulisan itu di tempel di beberapa tempat yangs sering disinggahi ayahnya, seperti ruang tamu, ruang keluarga, dekat televisi, dekat telepon dan sebagainya. Dengan demikian setiap waktu adik saya selalu teringat akan janji untuk berhenti merokok. Apalagi tulisan itu dibuat oleh anak-anak yang dicintainya. Rasa kasih sayang untuk dapat hidup lebih lama bersama anak, keinginan berhemat demi biaya pendidikan anak akan menambah motivasi untuk berhenti merokok.
Lain lagi yang dilakukan teman saya. Keinginan agar suaminya berhenti merokok sangat kuat. Lalu ia meminta saudar-saudara dan teman-teman untuk mengirim sms berisi nasihat untuk berhenti merokok beserta dampak negatif merokok, secara bergantian tiap harinya kepada sang suami. Dengan demikian sang suami diharapkan luluh hatinya untuk berhenti merokok atau paling tidak mengurangi frekuensi merokok.Memang suami teman saya belum bisa berhenti merokok, tapi frekuensi merokoknya sudah mulai berkurang.
Nampaknya membantu orang terdekat kita berhenti merokok hukumnya sunah. Jika dilakukan dapat pahala kalau tidak ya, tidak apa-apa. Bagimana?, mau dapat pahala tidak ?. Yang paling utama dihindarkan dari bahaya rokok adalah anak-anak. 
Demikian sebuah kisah Lebih Baik Cerai Daripada Tidak Merokok semoga bermanfaat. Dan setelah membaca kisah ini tentunya kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa merokok itu tidak hanya merugikan diri sendiri namun juga orang lain yang ada di sekitar kita.

BERIKAN KOMENTAR ()